Jakarta, Indonesia.go.id - Pemerintah memutuskan Bandara Kertajati akan dijadikan pusat bandara kargo dan Patimban menjadi pelabuhan petikemas.
Pemerintah akan menjadikan Pelabuhan Patimban dan Bandara Kertajati di Jawa Barat sebagai pusat logistik. Oleh karena itu, pemerintah mendorong sejumlah proyek strategis yang sudah berjalan, seperti pembangunan kereta cepat.
"Kereta cepat akan segera beroperasi. September 2022 kita uji coba, Insyaallah Juni tahun depan sudah bisa beroperasi,” kata Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir di Istana Negara, Rabu, 24 Agustus 2022.
Menurut Erick, operasionalnya kereta cepat akan memperkaya ekosistem transportasi Jakarta yang sudah memiliki Moda Raya Terpadu (MRT) dan sebentar lagi akan mengoperasikan kereta yang lebih ringan dengan jumlah penumpang lebih sedikit, yakni Lintas Raya Terpadu (LRT).
Ekosistem yang lebih menyeluruh ini, katanya, kemudian akan tembus ke Jawa Barat dengan adanya kereta cepat. “Ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi baru,” tutur Erick.
Erick optimistis, pembangunan infrastruktur untuk mendorong perekonomian Jawa Barat ini semakin lengkap dengan adanya pembangunan kawasan ekonomi di Subang dan Sukabumi. "Kami baru saja ditugaskan untuk membangun Kawasan Industri Subang yang merupakan satu kawasan yang menyeluruh. Ini menjadi konektivitas yang menjadi satu antara logistik dan manusianya," ujar Erick.
Sistem Logistik VS Harga Barang
Erick menambahkan, sistem logistik yang tidak efisien berkontribusi sangat signifikan terhadap harga-harga barang yang harus ditanggung konsumen. Dengan adanya pusat logistik diharapkan dapat menekan biaya pengiriman barang sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi daerah setempat.
Selain itu pemerintah juga akan segera membangun kawasan industri di Kabupaten Subang, Jawa Barat. Kawasan industri tersebut akan terhubung ke pusat logistik Pelabuhan Patimban dan Bandara Kertajati.
Kawasan industri Subang berada di Jawa Barat bagian selatan yang memiliki potensi sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru. Kini kawasan itu telah memiliki Pelabuhan Patimban di Subang dan Bandara Kertajati di Majalengka. Menurut Erick, para menteri di kabinet Jokowi telah melakukan rapat pekan lalu dan memutuskan Kertajati akan dijadikan sebagai pusat bandara kargo.
Seperti diketahui, operasional bandara tersebut ditutup untuk penerbangan penumpang berjadwal karena sepi peminat. Selain itu, pemerintah juga tengah menggarap pelabuhan Patimban yang akan menjadi pesaing dari Tanjung Priok. Pembangunan pelabuhan tersebut ditargetkan rampung 2027.
Nilai investasi proyek pembangunan Pelabuhan Patimban, Jawa Barat, tahap ke-2 sebesar Rp7,58 triliun. Sementara itu, untuk pembangunan tahap 3, nilai investasi mencapai Rp3,86 triliun, dan akan disiapkan dengan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
Perkembangan investasi terhadap Pelabuhan Patimban ini merupakan hasil kunjungan ke Jepang, beberapa waktu lalu. Saat menemui Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida di Tokyo, pada Juli 2022, Presiden Jokowi meminta agar Jepang bisa menyelesaikan sejumlah proyek di Indonesia seperti MRT Jakarta dan Pelabuhan Patimban.
"Beberapa proyek strategis yang saya sampaikan agar dipercepat penyelesaiannya, antara lain, MRT Jakarta untuk north dan south, serta Fase II, dan juga east-west untuk Fase I. Kemudian, kawasan industri di Papua Barat, perluasan Pelabuhan Patimban, dan jalan tol akses Patimban," ujar Presiden Jokowi dikutip dari situs resmi Sekretaris Kabupaten (Setkab), pada Rabu, 27 Juli 2022.
Pembangunan lanjutan dari terminal kendaraan dan terminal petikemas akan memasuki tahap kontrak pada Oktober 2022. "Oktober itu untuk kelanjutan (pembangunan). Pelabuhan petikemas sudah ada, tapi alat-alatnya belum ada. Itu kelanjutannya," jelas Plt. Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Arif Toha.
Adapun sebelumnya, Pelabuhan Patimban tahap 1 telah diresmikan oleh Presiden Jokowi pada 20 Desember 2020. Pemerintah berharap, kelak Patimban bisa melengkapi Pelabuhan Tanjung Priok dan bisa menampung kapasitas sebanyak 7,5 juta TEUs setiap tahunnya untuk petikemas, dan 600.000 kendaraan CBU.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, perekonomian Jawa Barat berdasarkan besaran produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp2,21 kuadriliun sepanjang 2021. Jika diukur menurut besaran PDRB atas dasar harga konstan (ADHK) 2010, ekonomi Jawa Barat tumbuh 3,74% pada 2021, dibanding tahun sebelumnya.
Sementara itu, pertumbuhan PDRB Jawa Barat yang sebelumnya berkisar di atas 5 % per tahun, menurun drastis di 2020 dan 2021 akibat pandemi. Namun demikian, pada triwulan I-2022, Jawa Barat mencatat pertumbuhan positif sebesar 5,61% (year on year/yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional, bahkan tertinggi di Pulau Jawa.
Industri pengolahan yang merupakan kontributor terbesar bagi PDRB Jawa Barat disinyalir mulai pulih di 2022. Sektor tersebut mencatat pertumbuhan tertinggi dan berperan dalam mendorong peningkatan PDRB Jawa Barat secara keseluruhan.
Leave a comment