Bisnis.com, JAKARTA - PT Bandarudara Internasional Jawa Barat (BIJB) dan PT Garuda Maintenance Facillity AeroAsia menyusun kerja sama secara business-to-business (B2B) untuk membangun pusat jasa pemeliharaan dan perawatan pesawat (maintenance repair overhaul/MRO) di Bandara Kertajati, Jawa Barat. Direktur Utama PT BIJB Salahudin Rafi mengatakan sebelumnya prakualifikasi untuk mitra kerja sama MRO sudah dilakukan pada April 2020. Namun, sayangnya karena pandemi, tender tersebut dibatalkan dengan mayoritas peserta yang mengundurkan diri. "Tahun lalu memang pandemi, tendernya dibatalkan karena banyak yang cabut. Namun setelah adanya koordinasi dengan pemerintah pusat supaya GMFI bisa masuk juga. Alhamdulillah ini kabar baiknya ada penyelasaiannya," ujarnya kepada Bisnis.com, Selasa (30/3/2021).
Dia menyatakan BIJB Kertajati segera disiapkan menjadi pusat MRO pesawat milik pemerintah TNI/Polri maupun Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
BIJB dan GMFI, tekannya bakal langsung menindaklanjuti agar rencana MRO ini bisa seiring dengan penuntasan Tol Cisumdawu yang ditargetkan selesai pada Desember 2021. Menurutnya kerja sama B2B antara PT BIJB dan PT GMF ini tinggal menentukan pendanaan dan investor. BIJB sudah memiliki lahan dan dokumen teknis, sedangkan GMF siap mengelola dengan kemampuan SDM dan sertifikasi yang sudah dimiliki. Selain itu, Bandara Kertajati tetap sebagai bandara internasional, yang melayani umrah dan haji, kargo domestik dan internasional, lalu sambil menunggu kebangkitan penumpang upaya yang dilakukan dengan mempercepat pembangunan dan pengoperasian MRO untuk melayani pesawat TNI/Polri dan BNPB sesuai arahan Kepala Negara dan Gubernur Jabar.
Menurutnya, dengan adanya keputusan pemerintah pusat, aksi ini sudah sesuai dengan rencana Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil terkait rencana pengembangan bisnis BIJB untuk membuat layanan MRO. Rafi memastikan keputusan Presiden bukan mengambil alih kewenangan BIJB namun mengakselerasi pembangunan fasilitas MRO lewat kerja sama BIJB dan GMF. “MRO ini nanti demand-nya berasal dari TNI/Polri dan BNPB. Kami tinggal merumuskan pendanaan dan pembangunan apakah dari investor atau pihak perbankan,” ujarnya. BIJB sudah memiliki dan menyiapkan lahan seluas 67 hektare. Pada pembangunan tahap I ditargetkan berdiri fasilitas di atas lahan 30 hektare. Pembangunan MRO menurutnya bisa dikebut dalam waktu satu tahun seiring dengan pengoperasian Tol Cisumdawu. “MRO tidak rumit, man power-nya yang penting, GMF sudah memiliki SDM dan sertifikasi untuk MRO. BIJB menyiapkan lahan sesuai masterplan. Jadi keduanya ingin membangun MRO selain melayani pesawat TNI/Polri, juga umum, artinya semua penerbangan sipil dan komersil bakal dliayani di Kertajati," ujarnya.
Leave a comment